MAKALAH TEKNOLOGI INFORMATIKA
PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA
DAN ALGORITMA BWAS
Disusun Oleh :
1.Anyndika Manullang (21070110120001)
2. Safira Khanza (21070114130081)
3. M. Taufik Aditya (21070114130095)
4. Imam Indra P. (21070114140097)
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’Implementasi
Algoritma dalam Pemrograman”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas
pendahuluan praktikum teknologi informatika tahun 2014.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun, khususnya dari kakak asisten laboratorium DSS ( Decision Support System) sehingga kami bisa memperbaiki makalah ini dan mampu menyusun makalah yang lebih lagi di masa yang akan datang.
sifatnya membangun, khususnya dari kakak asisten laboratorium DSS ( Decision Support System) sehingga kami bisa memperbaiki makalah ini dan mampu menyusun makalah yang lebih lagi di masa yang akan datang.
Semoga makalah yang berjudul “ Implementasi Algoritma dalam
Pemrograman” bisa memberikan informasi yang bermanfaat dan mampu menambah
wawasan pembaca.
Semarang, 9 November 2014
Kelompok
41
KATA
PENGANTAR ..................................................................................................2
DAFTAR ISI .................................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................................4
1 Latar
Belakang ...........................................................................................................4
2 Rumusan
Masalah
......................................................................................................5
3 Tujuan ........................................................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN .............................................................................................6
BAB III PENUTUP.......................................................................................................9
1.Kesimpulan
.................................................................................................................9
2.Saran
...........................................................................................................................9
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………...............................10
BAB I
PENDAHULUAN
Industri kemasan karton (IKK) adalah salah satu
industri pendukung bagi berbagai jenis produk manufaktur termasuk produk-produk
agroindustri dan pangan. Kemudian dalam melakukan pengiriman barang industri
tersebut, perusahaan harus mampu menentukan konfigurasi jalur distribusi dengan
tepat supaya pengiriman menjadi lebih cepat dan tidak memakan biaya yang banyak.
Namun, dalam menentukan jalur yang paling tepat dalam pendistribusian barang
industri tersebut tidaklah mudah. Dari kasus ini didapatkan sebuah sumber
masalah tentang bagaimana mencari waktu yang singkat dan efisien, yaitu dengan
mencari rute yang paling pendek. Penjadwalan pengiriman barang yang telah
diatur sedimikian rupa juga menjadi faktor utama. Bayangkan saja apabila barang
tidak sampai di tempat tujuan dengan tepat waktu, tentu saja akan ditimbulkan
kerugian yang pastinya tidak diinginkan oleh perusahaan.
A.
LATAR
BELAKANG
Pendistribusian kini menjadi salah satu faktor penting
dalam kegiatan manufaktur suatu produk. Dimulai dari kegiatan produksi barang
industri, kemudian berlanjut menuju kegiatan dimana barang barang tersebut
harus disebarluaskan ke beberapa tempat yang dibutuhkan, atau yang biasa kita
sebut dengan distribusi, dan terakhir penghabisan nilai barang itu sendiri oleh
konsumen yang biasa kita sebut dengan konsumsi. Karena dirasa sangat penting,
kegiatan distribusi ini pun tidak dapat disepelekan dan harus dilakukan dengan
serius. Waktu menjadi faktor utama dalam kegiatan ini. Yang dimaksud waktu
disini adalah waktu mulai dari barang mulai didistribusikan sampai barang
tersebut sampai pada tempat dimana mereka harus ditempatkan. Disini kita akan
membahas dan mempelajari bagaimana seharusnya waktu yang ada bisa menjadi
efisien dan tepat. Nah, waktu yang singkat itu biasanya jugaa dipengaruhi dari
panjag pendeknya jalur yang ditempuh. Semakin pendek jalur yang ditempuh, maka
akan semakin singkat waktu yang didapatkan.
B.
RUMUSAN
MASALAH
·
Apa yang dimaksud
dengan algoritma genetika?
·
Bagaimana implementasi
algoritma genetika terhadap optimasi rute terpendek pendistribusian?
·
Apa yang dimaksud
dengan algoritma bwas?
·
Bagaimana implementasi
algoritma bwas pada aplikasi system informasi transportasi?
·
Apa pengaruh
transportasi dalam kegiatan pendistribusian?
C.
TUJUAN
MAKALAH
·
Mengetahui definisi
algoritma genetika
·
Mengetahui implementasi
algoritma genetika terhadap rute terpendek pendisribusian
·
Mengetahui definisi dan
implementasi algoritma bwas
·
Untuk mengetahui
pengaruh transportasi dalam kegiatan pendistribusian
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Algoritma
Genetika
Algoritma
genetika adalah teknik pencarian di dalam ilmu komputer untuk mendapatkan
penyelesaian perkiraan untuk optimisasi dan masalah pencarian. Algoritma
genetik adalah kelas khusus dari algoritma evolusioner dengan menggunakan
teknik yang terinspirasi oleh biologi evolusioner seperti warisan, mutasi,
seleksi alam dan rekombinasi (atau crossover).
B.
Implementasi
Algoritma Genetika terhadap Rute Terpendek Pendistribusian
Dalam menggunakan
system ini, jika kita telah memasukkan data maka system akan otomatis
mencarikan rute terpendek yang akan ditempuh saat proses pendistribusian yaitu
dengan menggunakan Algoritma Genetika.
Langkah-langkah dalam
melakukan system ini yaitu
·
diawali dengan
memasukkan data ( missal: a,b,c, dst),
·
lalu simpan data yang
telah diinput
·
system akan mencari
rute terpendek saat proses pendistribusian
·
kemudian akan muncul
data pelanggan, data wilayah data barang yang tersedia
·
dan yang terakhir akan
muncul rute yang terpendek.
Misal
terdapat 10 kota yang akan dilalui dengan kota yang pertama dituju kota A, lalu
kota B, dst. Maka akan ada 10 kota yang menjadi gen dalam kromosom yaitu
kota-kotaselain kota asal.
C.
Definisi
dari Algoritma Bwas
Model algoritma
Best-Worst Ant System (BWAS) yaitu model yang telah dikembangkan dari
model-model Ant Colony Optimization yang lalu.
Dalam Best-Worst Ant
System (BWAS) tahap-tahap
pelaksanaannya sama seperti dalam Ant
System hanya saja terdapat modifikasi yaitu penggabungan tiga algoritma
Ant Colony System (ACS), Max-Min Ant System (MMAS), dan
Populatdzion
Based Incremental Learning (PBIL).
D.
Implementasi
Algoritma BWAS terhadap Sistem Informasi Transportasi
Dalam
pengimplementasiannya BWAS ada beberapa langkah yaitu:
·
Langkah 1 :
Inisialisasi harga parameter algoritma
Algoritma BWAS memiliki parameter yang harus
ditentukan nilainya dulu. Nilai-nilai parameter diambil yang paling
optimal,dimana peneliti menggunakan acuan yang ada di tinjauan pustaka.
·
Langkah 2 : Penentuan
titik pertama
Destinasi kendaraan
selalu bermula dari titik (0,0).
·
Langkah 3 : Penyusunan
rute kunjungan tiap semut ke tiap titik
Untuk memilih titik
selanjutnya dilakukan aturan transisi,
yaitu melakukan perhitungan temporary (i,j) sesuai dengan persamaan dan
nilai probabilitas.
·
Langkah 4 :Pembaharuan
feromon lokal
Pembaharuan feromon
lokal berlaku ke semua jalur.
Perhitungan feromon lokal dilakukan saat seorang salesman
berpinda dari titik ke titik yang lain.
·
Langkah 5 : Membagi
Solusi Sesuai Constraint
Setelah melaksanakan
aturan transisi dan menghitung feromone
local, maka langkah berikutnya
ialah membagi solusi sesuai dengan batasan (constraint) yang telah ditentukan
yaitu kapasitas kendaraan. Apabila
prosentase jumlah jalur
baru lebih dari
specific presentase, maka lanjutkan ke langkah 6, jika tidak kembali ke
langkah1.
·
Langkah 6 : Pembaharuan
Feromon Global
Untuk aturan
pembaharuan feromon global,
hanya ruas-ruas yang
ada didalam rute terbaik yang
diijinkan untuk meningkatkan jumlah feromon.
·
Langkah 7 : Mutasi
Nilai Feromon.
Langkah terakhir BWAS
ialah mutasi nilai feromon yang bertujuan meningkatkan kemungkinan terjadinya
eksplorasi. Mutasi ini bisa
mengurangi atau meningkatkan
nilai feromon.
E.
Pengaruh
Transportasi terhadap Pendistribusian
Pada saat ini,
transportasi merupakan salah satu faktor penting yang ada saat proses
pendistribusian berlangsung. Dengan adanya tramsportasi bisa memudahkan kita
saat akan mendistribusikan produk. Namun ada kendala yang mungkin terjadi yaitu
seperti melewati rute yang terlalu jauh. Tapi dengan adanya algoritma genetika
dan algoritma BWAS bisa memudahkan kita mencari rute terpendek untuk dilewati.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Jadi
algoritma genetika merupakan teknik pencari rute terpendek dengan menerapkan
biologi evolusioner, sehingga kita bias mendistribusikan secara optimal dan
waktu yang digunakan lebih efisien.
Sedangkan algoritma
BWAS ketika akan menentukan titik atau rute selanjutnya melakukan perhitungan
yang sesuai dengan persamaan dan nilai probabilitas.
Melalui
algoritma genetika dan BWAS kita mampu mengoptimalkan proses distribusi pada
suatu perusahaan atau industry.
B.
SARAN
Menurut
kami, dengan adanya algoritma genetika dan algoritma BWAS mampu memudahkan kita
dalam mencari rute terpendek sehimgga bisa meminimalkan waktu yang ada dan
proses distribusi bisa lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Fachrurrazi, Sayyed,
S.Si, M.Kom “Penerapan Algoritma Genetika dalam Optimasi Pendistribusian Pupuk
di PT Pupuk Iskandar Muda Aceh Utara”.
Arvianto, Ary, dkk.
2014. “Implementasi Algoritma BWAS pada Aplikasi Siatem Informasi Transportasi
untuk Perencanaan Distribusi yang Optimal”.
Azmi, Nora, dkk.
“Penjadwalan Pesanan Menggunakan Algoritma Genetika untuk Tipe Produksi Hybrid and Flexible Flowshop pada
Industri Kemasan Karton”.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar